Analisis Rantai Pasok Komoditas Tanaman Kentang pada Kawasan Agrowisata Uluere di Kabupaten Bantaeng
Main Article Content
Abstract
Kabupaten Bantaeng merupakan salah satu daerah penghasil kentang terbesar di Sulawesi Selatan. Pada Kawasan agrowisata uluere, Kentang adalah salah satu komoditas sayuran yang paling banyak di budidayakan. Selama beberapa tahun terakhir produksi tanaman ini mengalami penurunan. Hal itu berbanding terbalik dengan permintaan yang semakin tinggi.. salah satu hal yang di rasa sangat mempengaruhi adalah kondisi rantai pasok tanaman tersebut. Keadaan yang selama ini berjalan dirasa tidak optimal padahal dilihat dari letak geografis dan tempat yang sangat strategis, kesempatan tersebut bisa untuk di optimalkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rantai pasok kentang yang selama ini terjadi di Kawasan Agrowisata Uluere di Kabupaten Bantaeng. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode snowball sampling, sedangkan metode analisis yang digunakan adalah dengan analisis Food Supply Chain Network . Hasil penelitian di temukan bahwa berdasarkan aspek sasaran, struktur, manajemen, sumberdaya, dan proses bisnis rantai pasok akhirnya di temukan bahwa Rantai Pasok Kentang di Kawasan Agrowisata Uluere lebih ditujukan untuk pasar lokal yang ada di Kabupaten Bantaeng dan daerah yang ada di sekitarnya serta pasar luar daerah dalam lingkup yang lebih luas. Di temukan juga bahwa ada enam anggota rantai pasok, dimana anggota rantai pasok tersebut adalah petani, tengkulak, pedagang kecil, pedagang besar, pedagang pengecer, dan konsumen tingkat akhir. Selain itu ditemukan bahwa manajemen rantai pasok terkait pemilihan mitra, kesepakatan kontrak antar anggota rantai pasok, sistem transaksi, kebijakan pemerintah, dan kolaborasi antar anggota rantai pasok. Kriteria dalam memilih mitra rantai pasok adalah dengan mencari penawar dengan harga tinggi, pelanggan, serta tengkulak yang telah terikat dalam memberikan pinjaman modal bagi petani. Sistem transaksi yang terjadi melalui system bayar nanti dengan tenggang waktu dan cash dimana tergantung dari kesepakatan antar anggota rantai pasok. Adanya kebijakan pemerintah yang turut mendukung dan berkontribusi dalam keberlanjutan manajemen rantai pasok. Sumberdaya yang dimiliki oleh anggota rantai pasok terdiri dari sumberdaya fisik, teknologi, dan modal. Setiap anggota rantai pasok memerlukan peralatan dan input berupa bahan baku dalam proses produksi yang dijalankan. Selain itu setiap anggota rantai pasok memiliki risiko yang berbeda dalam setiap proses bisnis rantai pasok yang terjadi.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.